nama : muhammad haris

 nim : 200211020

 Mk : pengembangan kurikulum TE ( unit 2)

                                       

                                                                    KURIKULUM 1984


BAB I 
‎ 
1.1 Latar Belakang 

     Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan.  sederhana, dapat dipahami sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan cara pemberian belajar dalam jangka waktu tertentu.  Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar.  Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang.. Masing-masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri.  Warna dan ciri khas setiap kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan zamannyaPerubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, karena perubahan ini berdasarkan keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, karena mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan sering kali menimbulkan masalah baru, sehingga pada tahap implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal sedikit banyak pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. 
     Dalam hal tersebut, pemakalah mencoba mengangkat persoalan kurikulum 1984 membahas mengenai isi yang ada dalam kurikulum 1984 serta kelebihan dan kelemahan yang ada dalam kurikulum 1984. 

1.2 Masalah Rumusan 
  1. Apa Pengertian Kurikulum? 
  2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Kurikulum 1984? 
  3. dan Ciri-ciri Umum dari Kurikulum CBSA? 
  4. lokasi Kebijakan Penyusunan Kurikulum 1984? 
  5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 1984? 
BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Kurikulum 

     Kurikulum dalam arti sempit adalah: “Sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus dicapai untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat“.  Sedangkan menurut Oemar Hamalik, “Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dicapai oleh murid untuk memperoleh ijazah”.  Kurikulum menurut pengertian modren adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang di rencanakan dan diorganisir untuk mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi. 
     Dalam pendidikan formal kurikulum adalah salah satu aspek yang penting dalam pengajaran, saat itu asumsi yang di bangun adalah kurikulum yang merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis dan dikembangkan terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, kurikulum ini berlaku selama 9 tahun.  Karena pengajaran berpangkal  Dalam kurikulum terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana dan bagaimana seorang anak didik diarahkan dalam pengembangan potensinya  Kurikulum selalu menyangkut masalah apa yang diajarkan dan mengapa hal itu diajarkan, karena kurikulum tidak terlepas dari pengajaran. 

2.2 Sejarah Perkembangan kurikulum 1984 

     Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 oktober 1983 tentang perbaikan kurikulum.  Kurikulum ini di susun karna kurikulum terdahulu dianggap memiliki banyak kekurangan, 
Ada 4 aspek yang disempurnakan dalam kurikulum 1984 yakni: 
  1. Pelaksanaan PSPB 
  2. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum 
  3. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik 
  4. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang di sesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik 
     Kurikulum 1984 Banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan ingin mencari sendiri, menjelajah, dan meneliti lingkungannya.  Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.  Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, menyimpan, hingga melaporkan.  Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).  Oleh karena itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan.  Kurikulum 1984 mengusung pendekatan process skill. 
     Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 oleh karena itu juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.  Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Prof.D.Conny R.Semiawan, kepala pusat kurikulum depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992. 
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 kekurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut: 
  1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung kedalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 
  2. Terdapat ketidakserasian antara kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik 
  3. Terdapat antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah 
  4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap tampilan 
  5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah 
  6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja 

2.3 Ciri-ciri Umum dari Kurikulum CBSA 

  1. Berorientasi pada tujuan instruksional 
  2. pendekatan pembelajaran adalah pusat pada anak didik;  Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) 
  3. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) 
  4. Materi pembelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi kelas semakin banyak materi pelajaran yang bebankan pada peserta didik. 
  5. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.  Konsep konsep yang dipelajari harus didasarkan pada pengertian, baru kemudian diberikan pemahaman.  Untuk membantu pengertian alat peraga sebagai media untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya. 

2.4 Kebijakan Dalam Penyusunan Kurikulum 1984. 

Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut. 
  1. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti.  Kalau pada Kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984 terdapat enam belas mata pelajaran inti.  Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah : Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan Nasional. 
  2. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing-masing. 
  3. Perubahan program jurusan.  Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan yang dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri dari: 
  • A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika 
  •  A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi 
  • A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi 
  • A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya. 
     Sedangkan program B adalah program yang mengarah ke arah kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat.  Tetapi mengngat program B memerlukan 93 sarana sekolah yang cukup maka program ini untuk sementara ditiadakan. 
4. Pentahapan waktu pelaksanaan. 
Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas I SMA berturut-turut di kelas yang lebih tinggi.
 

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1984

Adapun kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut:
A.  Kelebihan kurikulum 1984 
  1. Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya. 
  2. Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat 
  3. Keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas. 
  4.  Anakdapatbelajardaripengalamanlangsunglangsung. 
  5. Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial. 
  6. Memasyarakatkan keterampilan yang diperlukan dengan berpartisipasi secara aktif 
B.  Kelemahan kurikulum 1984 
  1. Banyak sekolah kurang mampu merasakan CBSA.  Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas karena siswa berkreasi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok. 
  2. Adanya suatu materi yang tepat pada guru dan siswa pada materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang dan memiliki sumber belajar yang sangat terbatas. 
  3. Dapat didominasi oleh seorang atau beberapa siswa sehingga menolak pendapat peserta lain. 
  4. Siswa yang pandai akan bertambah pandai yang bodoh akan ketinggalan. 
  5. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang. 
  6. Need Time Yang Banyak Dalam Pembelajaran yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat dikuasai siswa. 
  7. Guru kurang berperan aktif 
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
     Kurikulum 1984 adalah perbaikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1975. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.  Dalam kurikulum 1984 ini menempatkan siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.  Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, melaporkan, hingga dilaporkan.  Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).  Dasar perubahan kurikulum 1975 kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut: 
  1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung kedalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 
  2. Terdapat ketidakserasian antara kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik 
  3. Terdapat antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah 
  4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap tampilan 
  5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah 
  6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja 
3.2 Saran 
     Kurikulum 1984 memiliki beberapa kelebihan di antaranya menggunakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.  Namun juga memiliki beberapa kekurangan di antaranya, banyak sekolah yang kurang mampu mengatasi CBSA, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas karena siswa belajar, di sana sini ada tempelan, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model.  Setra yang diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan materi pelajaran tidak dapat dikuasai siswa. 

DAFTAR PUSTAKA
Mara samin lubis, Telaah Kurikulum smu/sederajat (Medan:cita pustaka media perintis, 2011),h.3
Rahmat hidayat, penghantar sosiologi kurikulum(jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.224
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan materi pembelajaran(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011)

Komentar

Postingan populer dari blog ini